Jumat, 21 Desember 2012

JANGAN SESALI JODOH












Pernahkah kau berpikir tentang pasanganmu? Bahwa ia tidak seindah yang kau harapkan dulu. Bahwa ia tak sebaik dalam bayanganmu dulu. Bahwa ia tak sesempurna yang kau inginkan.

Atau pernahkah terlintas dalam benakmu, mengapa pasangan hidup kita sekarang adalah sosok yang sangat jauh dari harapan kita. Setelah menikah, kita baru mengetahui bahwa ia pemarah. Setelah meni
kah, kita baru sadar bahwa ternyata ia kurang sensitif terhadap perasaan kita. Setelah menikah, kita justru semakin banyak menemukan kekurangan pasangan, sehingga kekaguman yang dulu senantiasa hadir —dia aktivis sejati, dia hafidz, dia lemah lembut, dia penyabar— sekarang lenyap. Ternyata dia sangat jauh dari semua itu.

Lalu…pernahkah pikiran dan hati kita sampai pada tahap penyesalan. Kita menyesal menikah dengannya. Kalau bukan karena kesungkanan kita pada murabbi/murabbiyah yang mengenalkan dia pada kita, mungkin ingin rasanya kita berganti pasangan dengan yang lebih baik. (–na’udzubillah)

Siapapun orang yang kini menjadi pasangan hidup kita, ia adalah jodoh terbaik yang dipilihkan Allah untuk kita. Barangkali, kalau kita menikah dengan orang lain dan bukan dengan dirinya, kita justru akan menemukan kemudzaratan. Khusnudzan pada Allah. Suami/istri kita adalah belahan jiwa kita. Jika kita tercipta sebagai istri, maka keridhaan suami kita akan menjadi surga kita. Pun sebaliknya, kemurkaannya adalah neraka dan azab bagi kita. Dan jika kita tercipta sebagai suami, perlakuan kita kepada istri-istri kita akan menjadi pembuka keridhaan Allah. Bukankah Rasul pernah bersabda, “Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik sikapnya terhadap istri.”?

Pernikahan bukanlah ajang mencari kesempurnaan pasangan. Pernikahan adalah manajemen ketidaksempurnaan agar menjadi lebih indah dan barokah. Suami adalah pakaian bagi istrinya, dan istri adalah pakaian bagi suami.

Jangan sesali jodoh. Khusnudzan pada Allah adalah yang terbaik. Allah mempersatukan kita dengan dia adalah rahmat. Sebab di luar sana, masih banyak gadis dan perjaka yang belum bahkan tidak dikaruniai jodoh oleh Allah. Bersyukur, kita menjadi perempuan atau lelaki yang memiliki pasangan. Sebab di luar sana, masih banyak yang bahkan rela melakukan apa saja hanya untuk sekadar status pernikahan.

Insya Allah, suami atau istri kita adalah jalan kita ke surga. Dien kita sudah setengahnya sempurna. Jangan mengurangi kesempurnaan itu dengan sikap menyesali atau bahkan meratapi jodoh, yang itu berarti meratapi takdir Allah. Padahal, sebagai Muslim kita tentu paham, bahwa salah satu tanda-tanda orang bertaqwa ialah yang senantiasa yakin dengan kuasa Allah. Dan taqwa adalah kesempurnaan kita yang setengah lagi. Semoga dien kita selalu sempurna dengan kehadiran pasangan kita, dan ketaqwaan kita pada takdir-Nya. 

KISAH KESETIAAN...

Sebuah Kebersamaan

Seekor anjing yang terlantar dijalanan melihat seorang yang sedang berjalan lewat dihadapannya lalu anjing tersebut mengikutinya sampai dirumah orang itu. Anjing itu tidak mau berpisah dari orang tersebut sehingga akhirnya anjing itu ditampung dan dirawat dirumahnya dengan baik dan tulus.

Setiap pagi ketika orang itu hendak pergi berangkat kerja anjing tersebut selalu ikut mengantarkannya sampai ke stasiun. Demikian pula setiap sore anjing tersebut selalu menjemputnya di stasiun yang sama.

Sampai suatu ketika sebagaimana biasa ketika pagi sang anjing mengantarkan sang majikan menuju stasiun dan ternyata sang majikan tersebut setelah sampai di tempat kerjanya meninggal dunia karena ajalnya telah datang. Pada sore harinya seperti biasa sang anjing menjemput sang majikan ke stasiun dan ternyata sang majikan tidak datang karena telah meninggal dunia dan sang anjing tersebut tidak tahu kalau majikannya meninggal dunia di tempat kerjanya. Setelah lama ditunggu dan tidak juga muncul akhirnya anjing itu pulang.

Ceritanya tidak hanya sampai disini saja, karena ternyata setiap sore anjing tersebut selalu menjemput sang majikan di stasiun dan pulang kembali setelah mendapati bahwa majikannya masih belum juga pulang. Anjing tersebut tidak putus asa dan berusaha untuk selalu menjemput majikannya setiap sore di stasiun. Hal ini dilakukan oleh sang anjing sampai SEPULUH TAHUN sebagai bukti kesetiaannya kepada sang majikan yang telah berbuat baik kepadanya sampai akhirnya anjing itupun meninggal dunia di stasiun tersebut ketika menjemput majikannya.

SUBHANALLAH!!! Seekor anjing mengerti tentang arti kesetiaan kepada orang yang pernah berbuat baik kepadanya. Bagaimana dengan kita????

[Kisah ini diceritakan oleh Al-Ustadz Fariq Gasim Anuz -Hafidhahullah di masjid An-Nur Jagalan-Saleyer Malang]

PENJAGA KEBUN DELIMA














Dikisahkan, ada seorang mantan budak kurus yang dimerdekakan oleh tuannya. Namanya Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemiliki kebun sebagai buruh. Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan beberapa sahabatnya. Dipanggillah Mubarak, "petikkan kami beberapa buah delima yang manis!," pintanya.


Bergegaslah Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya tadi.

Namun, ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun ada yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak, "apa kamu tak bisa membedakan delima yang manis dan yang masam?"


"Selama ini Anda tak pernah mengizinkan saya makan barang sebuahpun, bagaimana saya bisa membedakan mana delima yang manis dan yang masam?," jawab Mubarak. 


Sang tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu, tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu kepada tetangga-tetangganya. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima barang sebuahpun.


Singkat cerita, selang beberapa hari, sang tuan datang menemui Mubarak untuk dimintai pendapatnya. "Aku hanya punya seorang anak perempuan, dengan siapa aku harus menikahkannya?"


Mubarak menjawab dengan tenang, "tuan, orang Yahudi menikahkan karena kekayaan, orang Nashrani menikahkan karena ketampanan, orang Jahiliyah menikahkan karena nasab kebangsawanan, sedangkan orang Islam menikahkan karena ketakwaan. Tuan termasuk golongan mana silahkan tuan menikahkan putri tuan dengan cara mereka!"


Pemilik kebun itu berkata, "demi Allah, aku hanya akan menikahkan putriku atas dasar ketakwaan. Dan aku tidak mendapati laki-laki yang lebih bertakwa kepada Allah melebihi dirimu. Maka aku akan menikahkan putriku denganmu."


Subhanallah, Mubarak menjaga dirinya dari makan buah delima di kebun yang dia bekerja di sana karena belum pernah diizinkan oleh pemiliknya, namun akhirnya Allah anugerahkan kebun itu beserta pemiliknya kepadanya. Balasan memang sesuai dengan amal. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. 


Seorang Arab Badui menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memegang tanganku kamudian mengajariku sebagian yang telah Allah ajarkan padanya. Beliau bersabda, 



إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ


"Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla melainkan Allah akan memberikan kepadamu yang lebih baik darinya. " (HR. Ahmad)


Maka dari rumah tangga yang dibina Mubarak atas dasar ketakwaan tadi, lahirlah seorang syaikhul Islam, ulama besar, muhaddits ternama, mujahid yang pemberani, seorang kaya yang dermawan; Abdullah Ibnu Mubarak rahimahullah.

Ketika Jilbab Berbicara
















Jilbab 1 :

“ aku sedih….dulu diriku begitu diperlakukan istimewa. Diriku begitu dicari setiap kali seorang wanita akan keluar rumah atau ketika ada tamu laki-laki bukan muhrim yang bertandang kerumah. Tapi kini..lihatlah aku! Aku tak lebih dari selembar kain yang hanya sekedar menutupi kepala saja,,,tapi tidak dijadikan sebagai penjaga hati. Meski aku dihiasi sebegitu indahnya dengan rangkaian manik permata kain,,tapi itu tak berguna!

Jilbab 2 :

Aku tak ubahnya seperti sampah! Seindah-indahnya aku, ternyata tak bisa memikat hati dan iman wanita ini. coba lihat….awalnya aku bahagia ketika dia mengenakan aku, sungguh aku bahagia! Aku membayangkan setiap saat akan terus menutupi auratnya yang indah dan bagus itu. tapi ternyata……..dia mengenakan aku hanya untuk mendapat simpati dari orang-orang.

Jilbab 3 :

Aku bahagia…..! Diriku kini menjadi pengawal malu seorang wanita. Meski diriku lebar dan dibilang kuno dan sampai jadul,,tapi dia begitu memperlakukan aku istimewa. Dia selalu merapatkan aku hingga tak ada auratnya yang terlihat sedikitpun. Gara-gara aku,,dia selalu menundukkan pandangan, gara-gara aku juga dia pernah menangis karena berbuat sebuah kesalahan kecil. Karena itulah aku tak peduli lagi sekalipun panasnya matahari selalu menyengatku setiap hari…karena aku bangga menjadi penutup diri, hati dan imannya…

Jilbab 1 :

Aku malu..! meski diriku sudah menutupi sebagian auratnya tapi kenapa aku selalu diikutkan setiap kali dia bertemu lelaki pujannya dan berdua-duaan ditempat sepi? Sungguh…aku jijik tiap kali lelaki itu dengan mudahnya menyentuh tangannya, bahkan memeluknya dan menyandarkan kepalanya di dada lelaki itu. Lalu apa gunanya aku dipakai di kepalanya itu? apakah hanya untuk menutupi ketombenya saja atau rambutnya yang rontok itu? arrghh….aku ingin lari tiap kali dia mengajakku kencan dengan lelaki itu,,tapi dia memasangku amat erat….oh Tuhan….maafkan aku!

Jilbab 2 :

Ya..dia ternyata seorang artis cantik yang sedang ditawari berakting sebagai wanita sholehah. Demi mendukung perannya itulah, dia membeliku dan mengenakan aku! munafik! Setelah selesai syuting, dengan kejamnya dia melemparku diantara tumpukan pakaian yang bekas dia pakai. Dan kembali dia mengenakan pakaian mini-nya dan bersolek seperti badut. Jika bertemu teman-teman lelakinya tanpa malu dia tempelkan pipinya yang mulus itu ke pipi lelaki manapun yang menyapanya…….Ah h……aku merasa dilecehkan!

Jilbab 3 :

Subhanallah….dia memperkenalkan aku dengan teman-temannya yang rambutnya masih terurai indah… dengan bahasa yang lembut dia memujiku setengah mati! Ahh..bangganya aku menjadi penutup dirinya….dan tahukah kau,,dia ini cantik meskipun tertutup rapat olehku. Dan banyak yang suka padanya,,tapi pernah dia menolak seorang lelaki hanya karena aku! Tuhan….denganku saja dia sudah merasa malu,,bagaimana malunya dia padaMu ya Tuhan?

Jilbab 1 :

Sudah cukup! Aku muak! Ternyata bukan hanya lelaki “bejat” itu yang dibiarkannya menyentuh kulitnya yang mulus itu. Tapi hampir semua teman lelakinya, meskipun tidak sejauh sentuhan lelaki itu. Meski aku ada menutupinya, tapi dia seolah tak menganggapku ada! Dia biarkan teman lelakinya memainkan ujung-ujung diriku, bahkan dia biarkan aku terbuka dan memperlihatkan sedikit ujung rambutnya itu! ahh..Tuhan…aku tak mau lagi menjadi penutup wanita ini! Tidak !!

Jilbab 2 :

Karena aku dia menjadi semakin terkenal,,,ya.. dia dikenal sebagai artis yang baik dan bersahaja. Ahh….aku tak sudi menjadi pendukung ketenarannya yang penuh tipu daya itu!

Jilbab 3 :

Karena akulah dia dijadikan Tuhan sebagai bidadari penghuni SurgaNya yang indah….dia berhasil menghiasiku dengan malu, iman dan takut kepada Tuhannya… aku tak hanya selembar kain baginya…tapi lebih dari itu!

^ _ ^ Salam Santun Uhkwa Sahabt Fillah,,,