Selasa, 19 November 2013

DUA GELAS TEH MANIS












Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Suatu petang selepas shalat Isya, seseorang datang ke tempat kang Soleh. Pakaiannya rapi, di saku bajunyapun terselip sebuah pulpen parker. Sorot matanya tajam, walau dibalut kaca mata minus. Kedatangannya ke tempat kang Soleh hanya ingin berkonsultasi tentang merasakan manisnya ibadah.

Setelah berbasa – basi, orang itupun mulai bertanya kepada kang Soleh.

”Maaf nih kang, saya sudah bertanya ke beberapa orang tentang suatu hal, yang menurut saya, sulit untuk difahami oleh saya. Penjelasan yang diberikan oleh orang – orang yang saya ajak bicara, hanya bersifat verbal dan sulit difahami oleh akal sehat saya” celoteh orang itu.

”Lo... kalau sampeyan, sudah bertanya ke beberapa orang mengapa masih tanya kepada saya ?” jawab kang Soleh.

”Nah... justru saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan, makanya saya ingin bertanya kepada kang Soleh.”

”Jadi... apa nih, masalah sebenarnya ?”, tanya kang Soleh sambil tersenyum.

”Merasakan manisnya ibadah kang ..... ” celetuk orang itu.

”Lo... itu sudah jelas, tidak sedikit dalil yang menerangkan tentang manisnya ibadah.” jawab kang Soleh.

”Justru itu kang, saya dibuat pusing....... sekarang logikanya begini kang, bagaimana mungkin ibadah kok terasa manis ? kalau maksiat dibilang manis, itu masuk logika kang.” sergah orang itu.

Diam – diam kang Soleh mulai mengetahui arah pembicaraan orang yang ada di depannya. Dari bibirnyapun terdengar lirih lantunan istighfar. Sementara kang Soleh masih terdiam, orang itupun berkata lagi.

”Sekarang begini kang, seumpama saya bekerja di sebuah perusahaan sebagai kepala bagian purchasing, otomatis semua vendor – vendor yang ingin memasukkan barang ke tempat perusahaan saya bekerja, keputusannya ada di tangan saya. Nah, di posisi yang seperti ini kang, bukankah korupsi merupakan hal yang manis ? dan saya pun yakin banyak orang yang mengidam – idamkann posisi seperti yang saya tempati. Kenapa ? karena posisi basah kang, kenapa basah ? ya ... karena banyak sumber uang yang bisa dikorupsi.”

Mendengar ocehan orang itu, kang Solehpun masih terdiam. Melihat diamnya kang Soleh orang itupun kembali melanjutkan bicaranya.

”Terus sekarang kan lagi ramai – ramainya piala dunia kang, sudah menjadi tren khususnya di kota – kota, ada acara nonton bareng piala dunia. Nah... biar lebih jreng ada juga yang pakai taruhan, biar lebih semangat... kalau jagoannya menang, selain senang, masih ada bonusnya kang... yakni dapat uang taruhan, yang begini ... nih... kan manis namanya.”

”Ada juga yang tidak kalah hebohnya kang sekarang, ”video porno mirip artis”, yang ini nih kang... dari bos sampai cleaning service berebut ikutan nonton, apalagi begitu maraknya pemberitaan sehingga memancing rasa keingintahuan khalayak, termasuk anak – anak SD kang ? masak mau dilarang melihat video itu ?”

Sesaat kemudian, orang itu terlihat mengakhiri pembicaraannya.Kang Solehpun masih terdiam termangu – mangu mendengar penuturan orang itu. Dalam lubuh hati yang terdalam kang Soleh berkata, ”orang seperti ini belum tentu terbuka hatinya, bila dijawab langsung dengan menukil ayat – ayat Al Qur’an ataupun Al Hadits, bagi dia hanya jawaban yang masuk logika yang bisa ia terima.”

”Sudah, hanya itu ceritanya ?” mendadak kang Soleh bertanya.

”Ya itu kang, realita yang ada sekarang... yang membuat saya tidak bisa mengerti, dan memahami, ”merasakan manisnya ibadah.” jawab orang itu.

Setelah terdiam sebentar, sesaat kemudian kang Soleh berkata,

” Mau minum kopi atau teh manis, ni ?”

” Teh manis, saja kang..... kalau tidak merepotkan”, jawab orang itu.
Sesaat kemudian, kang Solehpun meminta isterinya membuatkan dua gelas teh manis untuk dirinya dan orang itu. Setelah sama – sama meminum, kang Soleh berkata.

” Teh ini.... rasanya manis ya ? ”

” Ya ... iya lah kang, wong pakai gula... ya jelas manis rasanya.” jawab orang itu.

” Tapi, ada juga lo.... orang yang tidak bisa merasakan manisnya gula ?” balas kang Soleh.

”Ga mungkin kang.... sudah dari sononya gula rasanya manis, mau bodoh, mau pinter, mau pejabat, mau pengemis.... kalau minum pakai campuran gula...jelas rasanya manis.” jawab orang itu.

”Orang yang sedang sakit............” jawab kang Soleh.
Orang itupun tersenyum .... mendengar jawaban kang Soleh. Sesaat kemudian kang Soleh melanjutkan kata – katanya.

”Orang yang sedang sakit, tidak bisa merasakan manisnya gula. Terlepas yang sakit oranga bodoh, orang pinter, pejabat, pengemis, di saat sedang sakit, gula yang sejatinya rasanya manis terasa pahit di lidah orang sakit itu.”

”Rasa pahit yang ia rasakan, bukan karena gula tidak manis rasanya, namun karena ia sedang dalam keadaan sakit...., ia tidak bisa merasakan manisnya gula.... melainkan pahit, walaupun rasa gula yang sesungguhnya rasanya manis.”

”Orang yang sakit, bisa kembali merasakan manisnya rasa gula, ketika ia sudah menjadi sehat. Ia bisa menjadi sehat dikala penyakit – penyakit dalam tubuhnya sudah diobati dengan obat yang sesuai untuk penyakitnya, serta ditangani oleh dokter yang memang ahli mengobati penyakit tersebut.”

”Di saat sakitnya telah sembuh, dan sehatnya telah kembali, maka orang tersebut ketika meminum teh manis... bukan lagi pahit yang ia rasakan seperti rasa saat sakit, melainkan manis yang ia rasakan sebagaimana rasa yang dialami oleh orang – orang sehat lainnya.”

Mendengar penuturan dari kang Soleh, wajah orang itu sedikit kelihatan pucat....diam – diam, ia mulai sedikit memahami pembicaraan kang Soleh. Setelah menghela nafas, untaian kalimat meluncur dari kang Soleh.

”Orang yang hatinya mengidap penyakit tidak akan bisa merasakan manisnya ibadah, walaupun dijelaskan dengan penjelasan panjang lebarpun tidak akan bisa menerimanya, sebagaimana orang yang sedang sakit tidak bisa merasakan manisnya gula, walaupun dijelaskan secara ilmiah tentang zat pemanis yang terkandung di dalam gula.”

”Orang bisa merasakan manisnya ibadah, dikala penyakit – penyakit di hatinya telah terobati, serta ditangani oleh guru pembimbing yang sempurna sebagaimana ditangani oleh dokter – dokter ahli”

”Begitu mutlaknya guru pembimbing, karena hanya dengan bimbingannyalahkita mengetahui jenis – jenis penyakit yang ada dalam hati kita, sebagaimana seorang dokter lebih mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh tubuh kita, dibanding diri kita sendiri yang penuh kebodohan.”

”Orang – orang yang sakit hatinya, walaupun sedang beribadah di hamparan permadani Rabbani dan berhadapan secara langsung secara hakiki dengan Allah SWT, tidak bisa merasakan manisnya sebuah ibadah, padahal Allah sudah sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri.”

Salam santun ukhuwah penuh cinta...

PERCANTIKLAH SELALU DIRIMU DIHADAPAN SUAMI..










Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ini merupakan salah satu DOSA ISTRI. Yang menyepelakan penampilan di hadapan SUAMI. Seorang SUAMI membutuhkan kata-kata LEMBUT, Sentuhan KASIH, Perasaan SAYANG dan sikap
RIANG yang Bisa menyegarkan pandangannya,Menyejukkan Jiwanya dan menyenangkan HATINYA.

NAMUN Sekarang ISTRI Banyak yang KURANG MEMPERHATIKAN Penampilan di HADAPAN SUAMI. Di HADAPAN SUAMI selalu BERMUKA MASAM( Cemberut ), Tidak mengenakan PAKAIAN yang
BAGUS, tidak memakai WANGI-WANGIAN untuk SUAMI, Tidak Menjaga KEBERSIHAN BADAN.

Bila BERBICARA, Ia selalu BERBICARA dengan
SUARA NYARING layaknya BEL ISTIRAHAT di sekolah...

TAPI....
Bila ingin keluar Rumah.. seperti ke UNDANGAN,
Bertemu KERABAT, Perubahanan langsung
KELIHATAN seratus delapan Puluh Derajat.

Bagaimana TIDAK BERUBAH...???
BerHias yang CANTIK memakai JILBAB Berenda, Memakai WANGI-WANGIAN, Selalu memperhatikan KEBERSIHAN dan Senyum yang selalu ADA. Sungguh, Yang demikian itu adalah Seburuk-Buruk Perangai. Janganlah Kalian para ISTRI tidak MEMENTINGKAN
SUAMI Kalian.

JADILAH...
Seorang ISTRI Yang Bila SUAMI ada di rumah (pulang Kerja)
Ia BERDANDAN yang CANTIK, Memakai WANGI-WANGIAN, Memperhatikan KEBERSIHAN Dan Selalu TERSENYUM untuk SUAMI,Serta Hanya PUJIAN dan Ucapan TERIMA KASIH yang ia dengar.

Ingatlah Selalu Pesan Rasulullah Shallallahu`Alaihi Wa sallam
Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wa sallam pernah bersabda: “Tidak ada yang lebih baik di dunia ini bagi seorang muslim setelah
menyembah Allah, selain mendapatkan istri yang shaleh, cantik apabila dipandang, patuh apabila diperintah, memenuhi sumpah pernikahan, menjaga dirinya dan kekayaan suami di saat
suami pergi, mengasuh anak-anaknya, tidak membiarkan orang lain masuk ke rumah tanpa ijin suami, dan tidak menolak apabila suami memanggil ke tempat tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang perempuan datang memohon nasehat pada Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wa sallam Nabi menanyakan apakah dia memiliki suami, dan perempuan itu mengiyakan. Kemudian
Nabi menanyakan apakah dia melayani suaminya. Perempuan itu menjawab dia melakukan apa yang bisa dia lakukan. Kemudian Nabi berkata pada perempuan tersebut: “Engkau sama dekatnya dengan Surga dan sama jauhnya dari Neraka sebagaimana dekatnya engkau dalam melayani suamimu”, dan dalam riwayat lain “suamimu adalah Surgamu atau Nerakamu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Bermanfaat untuk Kita semua Agar kita dapat menjadi Wanita ( ISTRI ) Sholehah....

CIRI WANITA CANTIK MENURUT ISLAM..
















Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Seberapa Cantikkah Engkau?

Cantik, sebutan kehormatan bagi wanita dan pujian yang membuktikan bahwa keberadaan mereka diakui. Cantik adalah nilai lebih yang membuat seorang wanita lebih berharga. Cantik bukanlah semata hadiah dari Allah, kecantikan itu bisa kita wujudkan, bisa kita munculkan. Namun semua itu pasti tidak mudah. Butuh usaha keras, kekuatan niat dan kesungguhan hati. 

Wanita itu cantik jika berilmu. dia tidak hanya menonjolkan emosi dalam berdebat, melainkan kedalaman ilmu yang memikat.
Dia tidak hanya pandai dalam berteori namun bisa mempraktekannya secara rinci. Dia menerangi sekitarnya dengan ilmu yang dimiliki, namun tidak pernah pelit untuk berbagi.

Dengan ilmu itu, mereka tunduk kepada Allah. Karena pengetahuan itulah, mereka memilih menjadi hamba yang bertakwa.
Tidak hanya sekedar ikut, namun selalu mengkaji ilmu Allah dengan lebih runut.

Tindakannya berdasarkan ilmu, bukan pendapatnya pribadi, apalagi hanya sekedar emosi diri.
Ilmu itu membuat hatinya tunduk, nafsunya lebur, dan perilakunya teratur. 

Wanita itu cantik jika memiliki rasa malu.
Malu mempertontonkan dirinya dengan sebegitu murah, dan malu jika tidak bisa menjadi hamba yang patuh dan amanah kepada tuhannya.
Mereka yang malu akan senantiasa menjaga diri dari dosa.
Lihatlah betapa kemudian mereka sangat berharga. Siapapun yang akan mendekat kepadanya, akan merasa sungkan dan merasa harus menyiapkan sebuah kehati- hatian.

Rasa malu itu yang akhirnya mengangkat derajatnya sendiri, dengan lebih tinggi tentunya.

Wanita itu cantik jika mereka cerdas. Cerdas untuk tidak berbuat bodoh dalam merendahkan kehormatan mereka sendiri.
Cerdas untuk menata kata, dan menempatkan diri dalam berbagai situasi.

Semua makhluk pastilah tahu, bahwa wanita adalah tentang perasaannya, namun wanita cantik nan cerdas itu sangat mengerti kapan harus menggunakan logikanya.
Maka akan dijauhinya keluhan, tuntutan dan kerewelan yang akan membuat segala urusan terasa semakin sulit.

Lihatlah betapa kecerdasannya dalam menata akhlak.
Tidak ada hasut dan fitnah dilidahnya. tidak ada burung sangka dihatinya.
Dia pandai memerdekan batinnya dengan kebaikan. dia pandai menutupi kekurangan dengan kelebihan.
Dia bersosialisasi namun tetap dalam batas. Dia bergaul namun tidak lebur, dia menuntun sesamanya untuk selalu menuju kebaikan.
Kehadirannya adalah berkah bagi manusia di sekitarnya.

Lihatlah cara cerdas mereka dalam mengendalikan diri.
Walaupun akalnya sering kali dikendalikan oleh emosi, namun kuatnya iman menuntunnya untuk menjadi lebih indah.
Dia tidak minder untuk tampil beda. Beda dengan wanita kafir yang bertindak diluar batas dan tidak tahu kapan mereka harus berhenti.Allah sudah cukup menjadi alarm bagi mereka. Dan maha melihatNya, sudah bisa untuknya merasa selalu diawasi.

Wanita cantik itu...
Mereka tahu mereka bukanlah bidadari yang sempurna, namun kekurangannya dia tutup dengan menonjolkan kelebihan, dan beristigfar terhadap kekurangan.

Mereka pun tahu betapa susahnya untuk menjadi cantik, namun itu tak menghalangi mereka untuk selalu memperbaiki diri.
Maka ketahuilah saudariku, kecantikan adalah definisi dari wanita sholihah. Walaupun mereka kurang dalam fisiknya, namun akan lebih dari segi iman dan akhlaknya. Tidak ada di dunia ini yang lebih cantik selain dari wanita yang sholihah. 

Carilah, buktikan namun tidak akan kita temui selain kecantikan itu ada dalam diri mereka yang sholihah. Persis seperti yang telah disabdakan Rasulullah, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim).

Kecantikan tak hanya sebatas fisik, dan bagusnya kulit ari kita. Namun kecantikan itu adalah seberapa dekat kita dengan Allah, dan seberapa nyaman manusia berada di dekat kita. Maka benarlah jika sebaik- baik wanita, adalah mereka yang sholihah.Lalu apakah kita termasuk didalamnya? marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri ...

Salam santun ukhuwah penuh cinta...