Jumat, 09 Agustus 2013

TELANJANG KOK BANGGA…!














Mereka, remaja-remaja muslimah, tidak risih lagi bercelana pendek dan kaos ketat untuk keluar rumah. Busana muslimah hanya untuk menghadiri pengajian, atau acara kematian. Setelah pulang tak ada bekasnya.

Dulu, hanya wanita nakal yang tidak malu keluar rumah dengan pakaian seperti itu. Namun sekarang, para remaja justru bangga ketika bisa tampil dengan mengumbar auratnya. Apalagi, bila ia memiliki kulit putih mulus, seperti bintang iklan sabun di televisi. Memang, propaganda media yang jor-joran mengumbar kecantikan aurat wanita, sangat berpengaruh terhadap makin “terbuka”-nya penampilan remaja saat ini.

Sementara itu, model pakaian panjang tetapi sangat ketat pun makin digandrungi. Dari anak-anak, remaja hingga ibu-ibu banyak yang mengenakannya. Bukannya aurat tertutup, malah terkesan ditonjolkan detail lekuk tubuhnya. Sungguh sangat jauh dari busana syar’i yang harus longgar, tidak transparan dan menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan.

Tidak takutkah mereka dengan ancaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, “Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya.” (Riwayat Abu Daud).

Di akhirat, mereka tidak akan mencium wanginya surga, apalagi memasukinya! Sedangkan di dunia, cara berpakaian seperti itu secara ilmiah terbukti merugikan kesehatan. Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan, perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat atau transparan, sangat berisiko terkena penyakit kanker ganas milanoma. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ini dengan mengutip beberapa fakta, di antaranya maraknya kanker ganas milanoma pada usia dini, yang semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Penyebabnya, sengatan ultraviolet dari matahari dalam waktu lama di sekujur pakaian yang ketat, selama bertahun-tahun.

Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar, terkadang berupa bulatan kecil saja. Kebanyakan di daerah kaki atau betis, juga di sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya. Na’udzubillah….

Jadi berbahagialah, jika kamu telah berpakaian syar’i !!!

KISAH JILBAB HATI













Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyumdan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.”Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya.
Tapi jawabannya tetap sama.

♥♥♥♫•*¨*• .¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Hingga di suatu malam…
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak
sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat jjuga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangatlembut.
“ Assalamualaikum, saudariku..”
“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.” “Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”
Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat eberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.
“ Ayo, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja surga, saudariku” larinya semakin cepat.
“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, ”
Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?”
“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu.
Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada
wanita itu, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak
memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke
surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”

♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati. ”
Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.