Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah " Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya amalan yang apabila saya laksanakan Allah dan manusia mencintai saya." Rasulullah m
enjawab, zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap harta yang ada pada orang lain, niscaya mereka mencintaimu. "( HR.Ibnu Majah )
Saudaraku, hadits di atas menyatakan bahwa jika kita ingin dicintai Allah maka harus zuhud terhadap dunia, dan jika ingin dicintai orang lain maka harus zuhud terhadap hartanya. Istilah sederhananya, tidak terikat dan tidak terbelenggu oleh harta, tidak serakah dan tidak matre...
Kita memang membutuhkan harta. Namun harta bukanlah segala-galanya sebagai penentu kebahagiaan kita.Dengan harta orang bisa mencapai derajat taqwa karena dipergunakan di jalan yang diridhai-Nya. Namun dengan harta pula bisa mengantarkan kita ke lembah dosa karena cara memperoleh dan membelanjakannya di jalan yang dimurkai-Nya...
Saudaraku..terlepas dari itu semua,sesungguhnya kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati yang ada di dalam jiwa." Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta benda yang dimiliki, tetapi kekayaan jiwa. "( HR.Bukhari).
Siapapun diri kita hendaklah memiliki jiwa qana'ah ( puas) dengan apa yang ada, sambil terus berikhtiar, sabar, tawakal serta waspada terhadap godaan nafsu duniawi yang menyusup ke dalam hati sehingga membuat diri selalu merasa kurang atas apapun nikmat yang diberi.
Namun demikian, bukan berarti kita tidak boleh kaya. Boleh kaya, banyak harta dan bertahta tapi harus menjadi orang yang mulia dalam arti tidak membanggakan diri atas segala apa yang dimiliki dan mampu bersikap hidup sederhana, serta memiliki kepedulian terhadap saudara yang kurang mampu.. Semoga untaian ini mampu membuka hati kita bahwa dengan harta kita bisa menjadi insan yang mulia , namun dengan harta pula kita bisa menjadi insan yang hina di hadapan Allah dan manusia...Inshaallah..moga bermanfaat.
Salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah " Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya amalan yang apabila saya laksanakan Allah dan manusia mencintai saya." Rasulullah m
enjawab, zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap harta yang ada pada orang lain, niscaya mereka mencintaimu. "( HR.Ibnu Majah )
Saudaraku, hadits di atas menyatakan bahwa jika kita ingin dicintai Allah maka harus zuhud terhadap dunia, dan jika ingin dicintai orang lain maka harus zuhud terhadap hartanya. Istilah sederhananya, tidak terikat dan tidak terbelenggu oleh harta, tidak serakah dan tidak matre...
Kita memang membutuhkan harta. Namun harta bukanlah segala-galanya sebagai penentu kebahagiaan kita.Dengan harta orang bisa mencapai derajat taqwa karena dipergunakan di jalan yang diridhai-Nya. Namun dengan harta pula bisa mengantarkan kita ke lembah dosa karena cara memperoleh dan membelanjakannya di jalan yang dimurkai-Nya...
Saudaraku..terlepas dari itu semua,sesungguhnya kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati yang ada di dalam jiwa." Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta benda yang dimiliki, tetapi kekayaan jiwa. "( HR.Bukhari).
Siapapun diri kita hendaklah memiliki jiwa qana'ah ( puas) dengan apa yang ada, sambil terus berikhtiar, sabar, tawakal serta waspada terhadap godaan nafsu duniawi yang menyusup ke dalam hati sehingga membuat diri selalu merasa kurang atas apapun nikmat yang diberi.
Namun demikian, bukan berarti kita tidak boleh kaya. Boleh kaya, banyak harta dan bertahta tapi harus menjadi orang yang mulia dalam arti tidak membanggakan diri atas segala apa yang dimiliki dan mampu bersikap hidup sederhana, serta memiliki kepedulian terhadap saudara yang kurang mampu.. Semoga untaian ini mampu membuka hati kita bahwa dengan harta kita bisa menjadi insan yang mulia , namun dengan harta pula kita bisa menjadi insan yang hina di hadapan Allah dan manusia...Inshaallah..moga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar