Minggu, 24 Februari 2013

Untuk Mu Bunda












Tak pernah kering mata air kasih sayangmu mengalir lembut dari dasar kalbu walaupun ku sering buatmu marah

Tak pernah lelah engkau terus berjuang mengasuh, mendidik dan melindungiku walau air mata dan darah jadi pengiringnya

Terima kasih ibu hanya bakti sederhana yang mampu kuberikan kepadamu

Maafkanlah ku ibu atas sgala kesalahan yang telah kuperbuat kepadamu

Wahai Ibu, melalui dirimulah Allah telah memunculkan kami di alam semesta ini
Meskipun engkau harus merasakan pedihnya penderitaan dan kesengsaraan

Sembilan bulan engkau telah mengandung kamidan selama itu pula engkau dalam penderitaan

Engkau baru bisa lepas dari penderitaan itu setelah melakukan persalinan
Berapa banyak engkau telah melahirkan para dermawan yang telapak tangannya selalu memberi

Dan berapa banyak engkau telah melahirkan generasi-generasi baru yang akan menerjuni berbagai arena kehidupan

Wahai Ibu, sungguh sering engkau begadang karena tidak bisa tidur
Sementara air susu dari kedua putingmu selalu memberikan nutrisi kepada kami

Sepanjang malam air matamu selalu menetes ketika duri menusuk salah satu tangan kami

Tangan kananmu sering menjadi bantal kami sedangkan tangan kirimu mendekatkan kedua payudaramu ke mulut kami

Ketika kami mendapatkan kebaikan engkau pun akan merasa gembira Kegembiraanmu jelas terlihat pada bibirmu yang terseyum, yang dapat menghidupkan semangat kami

Namun, jika ada hal buruk menimpa kami, engkau pun akan menutup terangnya waktu pagi dengan kegelapan (bersedih)

Sesungguhnya engkau adalah orang termulia yang selalu membantu kami

Karena itulah, agama Islam pun telah memberikan dorongan kepada kami untuk meraih keridhaanmu

Wahai Ibu, hal itu kami lakukan agar Tuhanmu meridhai kami Pada dirimu terdapat petunjuk, anugerah, dan semua kebaikan

Jika kami durhaka padamu maka nerakalah yang akan menjadi tempat kembali kami

Duhai Bunda tercintaku.
Dalam sepanjang perjalanan hidupmu selaksa harapan seribu doa mengayuh mimpi indah bersama tuk mengarungi separuh pengorbanan

Pengorbananmu begitu berarti menyongsong hari demi hari yang dilalui bersama kami dalam kebahagiaan yang terpatri

Kebahagiaanmu adalah harapanku kehangatan cintamu adalah selimutku bagai penopang dalam kehidupanku melindungi dalam kejaran waktu

Akuu tau cintamu sedalam lautan pengorbananmu pun tak pernah pudar dalam limpahan rahmat dan ridho-Nya

Duhai Bunda tercintaku ..
Maafkan segala kesalahanku jerih payahmu tak tertandingi membuat ku selalu ingin seperti Bunda

Duhai Bunda tercintaku..
Doaku selalu menyertaimu terima kasih atas segala panduanmu
Hidupku begitu berarti karenamu

Kasih sayangku untukmu selalu walau tak terlukiskan, namun selalu tercipta untukmu

Teruntuk kasih hatiku yang slalu kurindu kuingin menghiasi mimpi bersamamu melepaskan segala keresahan dalam jiwa dalam bimbingan dan belaian bunda tercinta

Kala menatap wajahmu nan lembut kuingin kau tau selalu dihati ingin kurengkuh semua harapan

Disetiap desah nafas panjangmu dalam tidur menggapai mimpi kulihat kau tersenyum penuh kedamaian menyisakan gelora dihati tuk selalu membuatmu bahagia

Duhai bunda tercintaku
Yang selalu menemani dalam malamku setiap alunan doa yang kau panjatkan kutau kau tujukan untuk kesetiap derai tangismu

Aku tau kau mengkhawatirkanku dalam dekapan kuingin berbagi dalam tatapan kuingin menghargai dalam setiap doa kuingin berharap

Dalam kebahagiaan kuingin kau menyertaiku kalimat yang senantiasa tercipta merajuk merayu mengharapkan kehangatan dalam permintaan seorang anak kecil tubuh mungil nan menawan

Sepasang mata yang berkilauan menggelayut mesra dalam pangkuan seolah menyapa dalam senyuman. Seperti itukah masa kecilku, Bunda?

Dalam dekapanmu sepanjang malam dalam kehangatan pelukanmu setiap saat menantikan dongengmu di dalam tidur, saat inipun.. masih kurasakan hangatmu

Masih terpancar pengorbanan yang tiada henti, sanggupkah aku seperti Bunda? Melayani peri kecil kehidupanku kelak dosa telah diujung jalan yang hitam tinggal mencekam.

lampu-lampu malam menyorot sekujur tubuh, ada bintik_bintik hitam lengket melengket, bercampur dengan darah yang terpantul gelisah dikulitku yang pucat.

Duhai Bunda Tercinta
sampai aku ada dalam pelukanmu air mata tercurah melanda benteng kerinduan.

kini aku terdampar sendiri.
dimalam dingin yang mengigilkan tubuh kurusku.


kutak mampu mengangkat wajah.
hanya dalam hati kuteriakkan namamu kuat_kuat.
juga kubisikkan salam dan do’a yang terindah…

Duhai Bunda tercinta
Aku disini….
dipinggir benua sepi,
seribu tanda tak bisa menjawab,
beribu titik api memancar dalam gelap tapi duka tak pernah jua mencair.

Duhai Bunda Tercinta
kumohon setetes do’aMu tersulur untuk diriku..
dan serahkan segala kasihMu buat daku, buat santapan dalam sunyi dan sepiku…

Ajari aku mutiara cinta dan kecintaan, bunda..

Duhai Bunda Trcinta…
Aku kangen. Kangen segala nasehatmu, petuahmu dan cinta kasihmu . Yang tak jemu memanjakan aku dengan derai pancaran kasih darimu. Membelai setiap hati ini gundah. Membasuh setiap angan ini gelisah.

Duhai Bunda Tercinta…
Aku ingin dengar suara bunda. Dan lebih lama menikmati untaian mutiara yang bunda tuangkan. Kerinduanku pada bunda laksana kurindukan bundaku yang telah melahirkanku. Saat ini, detik ini… aku punya kalian. Punya mutiara indah yang tak pernah jemu menyemai kerinduan dalam do'a.

Ingatkan aku selalu kepada sepenggal pengabdian terhadap sang khalik. Pada hakekat hidup yang hanya sementara ini. Ingatkanku akan arti semangat dalam sebuah perjuangan dengan mencintai kewajiban. Ajarkan aku tentang cinta dan segala kecintaan. Kecintaan terhadap Dia yang maha segalanya. Kecintaan kepada segala dzat ciptaanya.

“Ingat, Nak! Seimbangkan hidupmu. Seimbangkan langkahmu hab’lu minallah dan hab’lu minannas…”

Keagungan Allah…

“Betapapun perkasa badanku, betapapun cemerlangnya kemampuanku, betapapun panjangnya perjalanan hidup yang telah kulalui. Aku menyadari bahwa sebenarnya diriku kecil. Penuh keterbatasan yang tidak semua mampu kutembus. Apalah arti kesusahan yang pernah kuderita, dibanding dengan kebahagiaan yang sebenarnya pernah kualami”

“Aku semakin sadar. Bahwa tanpa mengenal susah, aku tidak akan bisa merasakan betapa senangnya memperoleh kebahagiaan. Semua ini karena Allah swt. Hanya dengan menyadari kecilnya diriku, aku bisa menjadi lebih besar. Hanya dengan menyadari kebodohan, aku menjadi lebih pandai. Hanya dengan mensyukuri nikmat-Nya aku merasa dapat lebih nikmat.

“Salam sayang dan cintaku untukmu. Telphon bunda, Nak. Kenapa harus takut? tak cukup sms untuk bunda obati kangen ini padamu. Kewajiban seorang ibu untuk mengaisihi putrinya, mensupport niat baiknya. Jangan bertanya kenapa bunda terlalu mencintaimu. Bukankah kau anak ibu? Dan akan terus menjadikan ibu ini bundamu?”

Dalam setiap irama tubuhmu kau selalu menyapa
Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan kau selalu mendekap
Dalam kerinduan yang sangat kau tak pernah ingin lepas dariku

Usiaku kini telah berubah
Aku bukan lagi anak kecil
Kaulah yang telah membentuk jiwa mentah ini
Kaulah yang telah mengelola emosi labil ini
menjadi lokomotif kemajuan
Kaulah yang selalu memberiku keberuntungan
dengan nasihatmu kala malam telah larut
dan gerbang mimpi siap menghampiriku

Kala yang lain terlelap
Kutahu kau tak pernah terlena
Pikiran, hati, jiwa, dan emosiku selalu bekerja demi masa depanku
Kau selalu berpacu dengan waktu
Karena kau yakin, tanpa itu bisa jadi
aku terlindas oleh jaman yang semakin keras

Kaulah pengantar luasnya pengetahuanku
Kala wadah kosa kataku hanya bagai tetesan air
Kaulah yang memenuhinya hingga menjadi sebuah lautan
Kaulah bintang berkilauku
Yang tak akan pernah terlupakan
oleh rangkaian huruf cahaya sejarah peradaban manusia

Andai aku bisa, bunda
Kan kubalas segenap cinta dan kasihmu
Andai aku mampu, bunda
Kan kupersembahkan seterang kilauanmu,
sehangat dekapanmu, setulus kasihmu,
dan sebijak nasihatmu

Kutahu, bunda
Tanganmu tak pernah lepas berharap untukku
dalam setiap do'a yang kau panjatkan
Kutahu bunda
Senyummu selalu menyapa dalam setiap kata cinta
yang keluar dari lisanmu
Kutahu bunda
Mata hatimu selalu terjaga dalam setiap derapku

Ya Allah
Kutengadahkan tanganku berharap
kau membahagiakannya sepertiku kini
Ya Rabbi
Kumemohon berilah bunda mimpi yang selalu indah
Ya Rabbul Izzati
Kuberharap padaMu anugerahkan bunda kecupan hangat
Seperti yang selalu ia berikan padaku saat aku terbangun di pagi hari
Ya Illahi
Sejahterakanlah bunda

Bunda, pelangi dan matahariku
Hari ini kuhaturkan dengan tulus padamu

Ya Allah ampunilah dosa kedua orang tuaku dan kasihanilah dengan rahmat dan karunia-Mu seperti mereka mengasihiku

Ya Ilahi Rabbi berilah kami kesempatan Untuk dapat kembali berjumpa di Surga kelak.......... Aaminn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar