Minggu, 28 Oktober 2012

INDAHNYA ISLAM KETIKA ALLAH MENCANDAIKU...( Bagian Ke-1 )















Ketika Musim Panen Tiba.

Duhai diary…
Rasa rasanya tidak diragukan lagi bahwa Al Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang pernah ada di dunia ini. Selain dapat menjelaskan apapun pe

rmasalahan di dunia ini, setiap ayatnya pun memiliki “pesan pesan yang unik.” Tidak percaya? Coba simaklah ayat ini :

“Dan di antara tanda tanda kekuasaan-Nya terdapat petunjuk bagi orang orang yang berfikir…”
Diaryku…



Pada kesempatan kali ini, aku ingin bercerita padamu…

Hari ini, adalah hari yang sangat menyenangkan bagi saya. Teman saya mengajak saya untuk membantunya memanen rambutan di kebunnya. Ahhaa,,, siapa takut??? Demikian kata hati saya bersorak.

Bersama sama dengan Angga, Arini, dan tentunya anak kesayangan saya, Salman, kami pun bergegas menuju ke rumah sahabat saya tersebut di daerah Makroman. Dan kami pun langsung meluncur ke kebun sahabat saya tersebut untuk memanen rambutan.

Lima karung telah kami penuhi. Dan kami pun segera pulang ke rumah sahabat saya itu, karena hari sudah hampir sore. Karena sahabat saya itu dipanggil ayahnya, kami pun beristirahat sambil menunggunya di beranda rumahnya. Saya baru menyadari bahwa ternyata, di rumah sahabat saya tersebut juga sedang terjadi aktifitas yang super duper sibuk. Sang ayah, sedang memberi makan ayam ayamnya ( kebetulan ayah sahabat saya ini adalah peternak ), kemudian sang ibu sedang menyortir gabah yang telah dipanennya beberapa waktu yang lalu. Saya melihat proses penyortiran ini cukup sederhana, yaitu dengan menggunakan sebuah kipas angin. Dimana gabah gabah kering tersebut akan dituangkan sedikit demi sedikit di depan kipas tersebut. Sehingga dari situ, gabah yang berisi akan tetap jatuh, dan gabah yang kosong akan terbang searah dengan arah angin yang dihembuskan si kipas.

"Wah, ternyata sederhana ya buk misahin gabahnya." Seru saya.
"Iyo mas. Kalo napeni ( jawa : diayak ) itu lama dan capek." Jawab ibu itu.
"Biasanya yang isi nyampe berapa bu?"
"Yah, kalo pas lagi bagus, kira kira dari satu karung itu, bisa dapat dua pertiganya yang bagus. Sepertiganya itu gabuk." Katanya lagi.
"Trus yang gabuk digimanain bu?"
"Yo dibong ( jawa : dibakar ) lah mas."

Kami pun mengobrol seputar pertanian padi dan jagung untuk beberapa lama, hingga akhirnya sahabat saya tadi pun muncul. Rupanya ia telah selesai membantu ayahnya memberi makan ayam di kandang belakang. Ia pun mengajak saya untuk membantunya memilih dan mengikat buah rambutannya untuk dijual.

"ini gimana, ngikatnya?" Tanya saya.
"Gini, yang merah ama yang merah. Yang kuning ama yang kuning. Kalau yang hijau buang aja." Katanya.
"Oh, nggak dicampur ya?" Tanya saya.
"Enggak. Yang merah ini kalau enggak dicampur masih laku empat sampai lima ribu seikat. Yang kuning masih laku tiga ribu. Kalau pas lagi untung yang kuning ini aja bisa laku 4 ribu. Tetapi, kalau yang merah ini dicampur ama yang kuning jadinya malah cuman laku tiga setengah-an aja."

"Oh begitu..." Kata saya mengerti.

Singkat kata, saya pun membantunya hingga sore hari. Dan tiga ikat rambutan pun mengisi tas saya dalam perjalanan pulang saya. Alhamdulillaah, masih ada rizki hari ini.

*****
Diaryku… 





Sahabat hatiku…
Ada beberapa hal menarik yang dapat kita bicarakan terkait dengan gabah dan rambutan di atas.

Gabah hasil panenan saat dituai, tentu tak semuanya berisi dan bagus. Karenanya untuk mendapatkan hasil gabah yang sesungguhnya diperlukan sebuah penyortiran. Pertama tama gabah ini dijemur selama beberapa hari. Kemudian dipisahkan antara gabah yang gabuk dengan gabah yang berisi dengan menggunakan kipas angin. Saya pun membuat kesimpulan berikut ini :

Di dalam kehidupan dunia ini, kita tentu tidak mungkin hidup sendiri. Kita butuh teman. Namun tak semua orang bisa kita jadikan teman atau sahabat. Kita perlu untuk menyeleksi mereka, sehingga pada akhirnya kita bisa mendapatkan keberuntungan karena kita bergaul dengan orang orang yang membawa manfaat.

Nah, sadar atau tidak seleksi model ini rupanya juga diberlakukan oleh Allah pada hamba-Nya.
Dari sekian milyar manusia, kita tidak mungkin bisa membedakan mana manusia yang baik dan mana manusia yang buruk. Karena segalanya ditentukan oleh hati masing masing, sebagaimana gabah gabah yang kita panen, tentu tidak dapat kita kenali mana yang berisi padat dan mana yang gabuk.

Karena itulah Allah menguji kecintaan hamba-Nya dengan berbagai ujian untuk menentukan mana yang sungguh sungguh dan mana yang tidak. Mana yang hatinya mantap, dan mana yang hatinya ragu ragu. Ujian ini juga kita lakukan dengan menjemur gabah gabah tadi dalam panasnya matahari salama beberapa waktu. Dari situ akan ketahuan, gabah yang memang dasarnya berisi, maka ia akan makin solid, makin keras isinya. Sedangkan gabah yang gabuk, makin lama makin mengering, karena sisi kulit satu dan sisi kulit lainnya bertemu ( saking tidak ada isinya ). demikian pula orang orang yang beriman. Setiap ujian yang dijalaninya, maka akan makin memperkuat imannya, dan mempersolid ketaqwaannya. sedangkan orang kafir, ia akan kembali pada sifat asalnya, yaitu berhati kosong dan durhaka.

Pada proses selanjutnya, adalah proses penyortiran dengan menggunakan kipas angin. Gabah yang berisi, sekalipun ia dihantam oleh terpaan angin, akan tetap menunjukkan kualitasnya sebagai gabah yang berisi. Ia akan tetap jatuh di dekat sumber angin. Sedangkan gabah yang kosong, akan ikut tertiup angin. Tempat jatuhnya gabah gabah kosong ini bervariasi. Ada yang agak dekat dengan gabah yang berisi, ada yang agak jauh, ada yang jauh sekali, dan ada yang terbang entah kemana karena tertiup angin lain selain kipas tadi. Perumpamaan orang orang yang beriman, ia akan tetap bertahan dan teguh dengan pendiriannya bahwa hanya Allahlah satu satunya kekasih yang berhak dicinta. Sedangkan orang orang yang kafir, mereka akan terbawa arus manapun yang membawa mereka. Sebagian mereka itu :
- Ada yang tahu tapi melanggar (gabah kosong yang jatuhnya dekat gabah berisi )
- Ada yang pura pura tidak tahu, dan tetap melanggar ( gabah kosong yang jatuhnya jauh dari gabah yang berisi )
- Ada yang tahu tapi mendustakan ( gabah yang kosong yang jatuhnya jauh sekali dari gabah yang berisi )
- Dan ada yang tahu, tapi menentang ( gabah kosong yang terbang entah kemana ).

Setelah proses sortir ini selesai, sampailah kita pada proses akhir. dimana gabah yang berisi akan digiling untuk dihasilkan beras yang putih. Dan gabah yang gabuk akan dijual sebagai bahan bakar sekam pembuat batu bata. Demikian juga dengan manusia. Manusia yang beriman, pada akhirnya nanti akan dibangkitkan dalam keadaan yang baik, putih berseri wajahnya, dan penuh dengan kegembiraan. Sedangkan orang kafir pada akhirnya akan dibangkitkan dalam keadaan yang hina, dan dimasukkan kedalam neraka yang panas menyala. Dan itulah sehina hinanya akhir hidup manusia yang gagal menjalani proses "penyortiran" cinta-Nya.

Sekarang kita bicarakan sedikit saja tentang proses penyortiran buah rambutan. Buah rambutan yang warnanya merah tidak dicampur dengan buah rambutan yang berwarna kuning. Karena ini dapat menjatuhkan harga jual buah rambutan itu sendiri. Demikian juga kita. Jika kita salah memilih teman, maka dengan sendirinya kita sudah menurunkan "nilai jual" kita sendiri. Hal ini terjadi karena sahabat atau teman memiliki pengaruh yang terbesar kedua terhadap kepribadian seseorang setelah orang tua. Karenanya Anda sesekali pun takkan dicap sebagai orang orang yang betul betul baik luar dalam, selama Anda masih bertemankan orang orang yang urakan. Percaya atau tidak, sebaik apapun Anda, cara bicara Anda akan ikut berubah saat sahabat urakan Anda itu berbicara atau berkomentar atas ucapan Anda...!

Lantas, bagaimana dengan penyortiran itu?
Jika pada peristiwa di atas, rambutan merah disatukan dengan rambutan merah, kemudian rambutan kuning disatukan dengan rambutan kuning, dan rambutan hijaunya dibuang, tentu keadannya tidak jauh beda dengan manusia.

Manusia baik akan makin berharga jika bergaul dengan manusia yang baik pula. sebagaimana rambutan merah bersatu dengan rambutan merah.

Orang baik, akan dapat bertahan kebaikannya jika ia tidak bergaul dengan orang tak baik. sebagaimana jika rambutan kuning yang bersatu dengan rambutan kuning masih memiliki nilai jual yang lebih baik, daripada ia dicampurkan dengan rambutan dari warna lain.

Dan orang yang memiliki pemikiran yang urakan dan tidak dewasa, pada akhirnya dia akan tersisih, dipandang sebelah mata, dan bahkan dibuang dari sebuah lingkup pergaulan. Sebagaimana rambutan yang berwarna hijau, ia takkan pernah sekali kalipun bersatu dengan rambutan hijau lainnya dalam satu ikatan untuk dijual. Ia paling hanya sebagai pemanis warna saja di antara rambutan rambutan merah atau kuning lainnya agar rambutan tersebut terlihat banyak. orang tersebut tak lebih hanya sebagai pajangan saja.

Semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalani kehidupan yang penuh cinta ini. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai golongan orang orang beriman yang beruntung. Aamiin

Hidup ini indah, karena ia diciptakan oleh Dzat Yang Maha Indah.
Islam itu indah, sebagaimana indahnya saat dimana Allah mengajak kita "bercanda" dengan-Nya.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar