Kamis, 01 Maret 2012

Kepedulian Terhadap Anak Yatim












Assalamu’alaikum

Sahabat Saudaraku fillah.. Sebagaimana kita maklumi bahwa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling tolong-menolong antar sesama manusia,meringankan penderitaan orang-orang yang tidak mampu,menyayangi dan menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta melakukan kebaikan yang tiada putus-putusnya kepada siapapun dalam... rangka meraih ketaqwaan dan keridhaan-Nya.

Salah satu akhlaq mulia yang dianjurkan dalam Islam adalah kepedulian kita menyantuni anak yatim.Anak yatim adalah anak yang sudah tidak memiliki ayah karena wafat, yang menjadi tumpuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara lahir maupun batin. Anak yang secara psikologis terpaksa harus bisa bertahan dalam menghadapi kehidupan namun dia belum siap secara fisik maupun mental. Mereka adalah anak yang membutuhkan uluran tangan, membutuhkan kasih sayang, pembinaan, bimbingan, perhatian dan perlindungan seperti yang didapatkan oleh anak-anak seusia mereka dari ayahnya.Mereka membutuhkan pengganti ayahnya yang telah tiada.

Dalam Islam anak yatim mempunyai kedudukan tersendiri dari pada anak-anak lainnya dan mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dalam hal ini banyak sekali hadits yang menyatakan betapa mulianya orang-orang yang mempunyai kepedulian dengan memelihara dan menyantuni anak yatim diantaranya :

“Aku (Rasulullah) dan orang-orang yang menanggung (memelihara) Anak Yatim dengan baik akan berada di surga bagaikan ini, seraya Rasulullah memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah serta mengosongkan antara kedua jari itu.” (HR. Bukhari).

Sungguh merupakan kebahagiaan sejati bagi orang yang peduli terhadap anak yatim yakni menyayangi, mengasihi, berupaya mendidiknya dan bergaul bersama mereka dengan cara yang baik. Dari Ibnu Umar berkata bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :” Sesungguhnya rumah yang paling dicintai Allah adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan.”( HR.Ath-Thabrani).

Menyayangi dan menyantuni anak yatim bukan berarti memanjakannya dengan memenuhi apapun yang menjadi keinginannnya, namun memperlakukannya dengan cara yang adil sebagaimana kita mendidik anak kita sendiri. Memenuhi kebutuhannya baik secara fisik, mental dan spiritual. Kebutuhan fisik antara lain makan dan minum.Kebutuhan mental yakni menyayangi sebagaimana menyayangi anak kita sendiri. Sedangkan kebutuhan spiritual yakni membina dan mendidik mereka dengan aqidah, ibadah,dan akhlaq yang baik sehingga kelak mereka bisa mandiri dan mampu memberi manfaat baik buat diri dan sesama.

Orang yang mengasuh anak yatim tidak boleh mengambil hartanya secara dzalim atau tanpa niat yang baik kecuali untuk kemaslahatan anak yatim itu sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “ Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat hingga sampai ia dewasa.”( QS. Al-An’am :152).

Saudaraku..tanamkan kepedulian kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung termasuk kepada anak yatim dengan apapun yang kita mampu . Baik kebutuhan secara fisik, mental dan spiritual. Karena uluran tangan dan kepedulian kita amatlah berarti bagi mereka yang membutuhkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar